Thursday, February 01, 2007

Servis Ketik Nama

Sejak hampir dua tahun yg lalu, setiap bulan, gw menyetor sejumlah uang ke BNI. Rekening siapa ndak perlu tahu, yg pasti bukan rekening gw pribadi. Nah, sebelum gw kerja di daerah Blok M sini, gw melakukan kegiatan perbankan ini di BNI Cab. UI Depok. Gw inget, pertama kali gw nyetor, gw ngisinya di flip setoran tabungan biasa. Waktu itu ditanya sama teller-nya, "Mas, ada bukunya?", kujawab ini bukan rekening saya. Responsnya waktu itu, "Oh, kalau begitu pake slip kiriman uang". Ah, walaupun agak2 slip di logika gw (perbandingan, gw nyetor ke Bank Muamalat, bukan rekening gw pribadi juga, pake slip setoran tabungan biasa masih diterima), i mean, gw nyetor sejumlah uang ke rekening BNI di BNI, kenapa gw harus pake slip kiriman uang? Pun begitu, kuturuti maunya mbak teller waktu itu, dan udah jadi habit sampai sekarang. Terus tentu saja, ga lantas menyetor sejumlah uang bisa bebas langsung pergi, ada fee yg harus dibayar, which is sebesar dua ribu lima ratus rupiah. Ga terlalu mahal, misalnya kalau dibandingkan dengan servis serupa di BCA misalnya (duluuu banget, jaman masih mahasiswa, gw menyetor ke rekening BCA pribadi gw yg keluaran cabang Blitar, melalui kantor cabang Depok, di-charge tiga ribu rupiah, ga tau sekarang).

So, time flies, dan kepindahan gw dari Depok ke Blok M membuat gw memindahkan aktifitas perbankan bulanan tadi dari BNI Cabang UI Depok ke BNI Cabang Melawai yg within walk distance from my office.

Di BNI Cabang Melawai ini, ternyata fee-nya lima ribu rupiah! untuk servis yg sama. Waktu itu, gw mikirnya, ah, mungkin karena nominal yg gw setorkan lebih banyak jadi lebih mahal, well, oke lah. Jadilah, gw setiap bulan melakukan aktifitas perbankan tadi dan fee yg sebesar lima ribu rupiah pun sudah bukan jadi annoyance tapi udah jadi acceptance.

Kemaren, however, gw berangkat kantor agak siangan, dan mampir ke BNI Cabang UI Depok untuk melakukan ritual bulanan ini. Pas di depan teller gw udah menyiapkan sejumlah uang yg mau gw setor ditambah lima ribu rupiah buat fee service-nya. Tapi, alangkah terkejutnya ketika si mas teller-nya bilang, "Biaya-nya dua ribu lima ratus rupiah ya, mas." I was like, he? Terus, gw bercerita kalau biasanya gw setor di BNI Cabang Melawai dan biasanya dikenai biaya lima ribu rupiah. Mas teller-nya sambil menginput data transaksi berkata, "Oh, itu kalau misalnya mas mau setor tapi nama pengirimnya diketikin, kalo nggak ya, dua ribu lima ratus saja." Oke, tapi kenapa selama di BNI Cabang Melawai gw ga pernah ditanyain apakah gw mau nama pengirimnya diketikin atau tidak dan langsung diminta lima ribu? Gw tanyain lagi hal itu ke teller-nya. "Sebenernya, mas, itu kewajiban kita untuk memberi tahu pelanggan. Dan sebenernya mas pake slip setoran aja juga bisa." Yah, tidak menjawab pertanyaan gw sih, lagipula dulu gw make slip setoran disuruh ganti. Tapi nanti kalau gw ke BNI Cabang Melawai dan diminta lima ribu, gw akan minta supaya nama gw ga usah diketikin, lumayan menghemat dua ribu lima ratus. Lagipula, dua ribu lima ratus untuk mengetik nama R-H-A-M-A, hmm, lima ratus perak untuk tiap hurup. Bisa ga ya, gw minta dibayar per hurup?

Digg this

1 comment:

Anonymous said...

Dulu waktu semester awal aku juga sering transfer duit lewat rekening BNI, dan biayanya selalu 2500. Baru tau kalo ternyata ada ongkos ketik nama! Perasaan langsung diketik ama mbaknya tuh, dan biayanya ya tetep segitu.

Bank yang aneh...